Rabu, 01 Juni 2011

Interaksi Kutub-Kutub yang Bertolak Belakang


Dalam setiap jengkal sisi kehidupan selalu ada kutub-kutub bertentangan yang saling berinteraksi. Seperti fatal dan vital, hitam dan putih, siang dan malam, baik dan buruk. Selalu ada hikmah yang menyertai masing-masing kutub tersebut, tentu saja bagi yang dapat menemukannya.
Diri kita saat ini adalah akumulasi dari hal-hal yang sudah kita perbuat di masa lalu. Mungkin demikianlah jika dikatakan bahwa masa lalu mengambil porsi perannya tersendiri dalam kehidupan kita sekarang. Pada saat tertentu, mungkin orang lain akan mengatakan bahwa diri berada dalam posisi tidak beruntung. Namun, Tuhan memeiliki bahasa kasih saying tersendiri ada hambaNya, sehingga yang dinilai ‘ciloko’ justru adalah’ bejo’.
Seperti wanita dan laki-laki, mereka adalah dua kutub yang berbeda dan saling berinteraksi. Masing-masing membawa sifat khasnya. Teman, janganlah engkau tega ‘menggantung’ wanita sebab perasaan dan dirinya akan semakin terkatung-katung. Tapi teman, biarkan pula laki-laki menyendiri dalam masa ‘pertapaannya’ sebab ia sedang berusaha menemukan dirinya kembali. Makin mencoba untuk diganggu, maka makin lama ia berada dalam ‘guanya’.
Semua yang ada pada diri kita saat ini adalah karunia Alloh, sedangkan segala yang belum ada adalah satu bentuk rahasia yang mungkin akan dihadiahkan saat diri benar-benar membutuhkannya. Ya, demikianlah, Alloh lebih tahu apa yang sebenarnya kita butuhkan lebih daripada diri kita sendiri. Maka akan lebih indah jika kutub fatal dan kutub vital dalam diri kita senantiasa seimbang dan sinergis. Dalam bahasa sehari-hari, tidaklah bijak saat diri sepenuhnya hanya mengandalkan usaha fisik. Ingat pula bahwa alam tidak bekerja sendiri tanpa kendali Penguasanya.
Berbicara tentang dunia, maka kita dapat membuat dunia kita sendiri. Melalui imajinasi, apapun yang diinginkan dapat diciptakan dalam pikiran. Namun teman, itu barulah separo dunia sebab separo dunia yang lain ada di luar sana, dalam kehidupan nyata yang sebenarnya. Ya, tidak ada salahnya jika dalam imajinasi itu dunia yang kita bangun adalah dunia penuh senyum meski terkadang dunia nyata membuat diri harus menyatakan senyum sebagai tanda ketegaran menghadapi kerasnya hidup.Maka benar pula bila dikatakan bahwa jarak antara fatal dan vital adalah duniamu masing-masing sebab Alloh, selalu bersama prasangka hambaNya.
Teman, di dunia ini, setiap kita memiliki sejarah masing-masing. Banyak pertanyaan dari diri kita yang mungkin tidak dapat dijawab oleh orang lain, tapi kita temukan sendiri seiring berjalannya waktu. Ya, karena sejatinya orang lain tidak pernah menghayati apa yang kita rasakan. Namun, tidak ada salahnya tetap berempati dan bersimpati pada apa yang dialami orang lain, karena hidup selalu tidak lepas dari saling menolong.
Bagaimana kita memandang hidup akan sangat berpengaruh pada setiap langkah yang kita ambil. Senantiasa mengupayakan untuk terus berpikir positif dan optimis akan membawa hasil yang lebih baik pada separo dunia nyata. Memberikan usaha yang optimal pada setiap rencana hidup merupakan suatu bentuk tanggung jawab terhadap keberadaan diri. Maka, pengadamu merupakan hasil dari mengadamu.
Terakhir, jika boleh kukatakan bahwa hidup ibarat kayuhan sepeda, maka perlu hati yang lapang saat melihat jalan masih begitu panjang. Maka perlu tenaga yang lebih kuat saat jalan mendaki dan menanjak. Namun, satu hal yang pasti teman, senyummu akan membuat kayuhan berat itu terasa ringan…Hmm…indah bukan???

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

monggo...monggo...